Tumor lysis syndrome
Tumor lysis syndrome (TLS) merupakan
komplikasi yang amat serius dari pengobatan kanker dengan kemoterapi, radiasi,
terapi hormonal serta cryotherapy yang memerlukan perawatan
multidisiplin di ruang ICU untuk mencegah terjadinya gagal ginjal dan kematian.
TLS dapat timbul spontan pada penderita dengan limfoma dan lekemia. Umumnya
penderita dengan massa tumor yang bulky dan besar serta sensitif
terhadap kemoterapi atau radiasi mudah terkena TLS. Sindroma ini dipicu oleh
“turn over cell” yang cepat dan peningkatan dari materi intraseluler ke dalam
aliran darah, yang melampaui kemampuan ekskresi ginjal sehingga
terjadi peningkatan kadar elektrolit yang membahayakan penderita. TLS dapat
terjadi setelah pengobatan Limfoma (Burkitt’s Lymphoma, Non Hodgkin Lymphma),
Acute Lymphoblastic Leukemia, Acute Nonlymphoblastic leukemia, atau Chronic
Myelogenous Leukemia fase blast crisis, Kanker paru small cell, metastasis
kanker payudara dan metastasis meduloblastoma
Gejala klinis
- Hiperurisemia
- Hiperkalemia : Gejala hiperkalemia diperburuk oleh insufisiensi
ginjal. Perubahan pada EKG (K > 6 mEq) berupa hilangnya gelombang P,
gelombang T yang tinggi, pelebaran kompleks QRS, depresi segmen ST. Bila
hiperkalemia berlanjut dapat terjadi heart block samapi cardiac
arresst
- Hiperfosfatemia
- Hipokalsemia
Pencegahan
- Rehidrasi
- Membuat ph urine
menjadi alkali selama 1-2 hari pertama pengobatan
- Alupurinol, pada
tumor-tumor yang besar sudah dapat diberikan sebelum kemoterapi dimulai
Terapi
- Monitor EKG pada
keadaan hiperkalemia atau hipokalsemia
- Pada hiperkalemia
diberikan insulin dan glukosa, loop diuretika dan sodium bikarbonat, calcium,
oral atau rectal kayexalate setiap 6 jam.
- Bila kondisi memburuk
atau hiperkalemia tak teratasi dipertimbangkan untuk hemodialisis.