Kedaruratan Akibat Kemoterapi
Sepsis kateter vena sentral
Pengobatan
kanker saat ini yang makin intensif menyebabkan penggunaan akses vaskuler
sangat luas. Akses vaskuler merupakan penyebab infeksi yang cukup banyak pada
penderita kanker, sehingga diperlu pemeriksaan lebih lanjut bila timbul
kecurigaan infeksi oleh karena pemakaian kateter.
Diagnosa.
Gejala
klinis berupa eritema, indurasi terkadang supurasi. Pada keadaan bakteremia
atau sepsis, maka perlu pemeriksaan kultur baik dari darah dan tempat suntikan. Kuman penyebab
paling banyak adalah Staphylococcus coagulase negative, kemudian kuman gram
positif, gram negatif dan jamur.
Terapi
Antibiotika selama 10-14 hari. Bila
menggunakan kateter multi lumen atau port, maka antibiotika harus
diberikan secara bergantian pada lumen tersebut.
Tumor
lysis syndrome
Tumor lysis syndrome (TLS) merupakan komplikasi yang amat
serius dari pengobatan kanker dengan kemoterapi, radiasi, terapi hormonal serta
cryotherapy yang memerlukan perawatan multidisiplin di ruang ICU untuk
mencegah terjadinya gagal ginjal dan kematian. TLS dapat timbul spontan pada
penderita dengan limfoma dan lekemia. Umumnya penderita dengan massa tumor yang
bulky dan besar serta sensitif terhadap kemoterapi atau radiasi mudah
terkena TLS. Sindroma ini dipicu oleh “turn over cell” yang cepat dan
peningkatan dari materi intraseluler ke dalam aliran darah, yang
melampaui kemampuan ekskresi ginjal sehingga terjadi peningkatan kadar
elektrolit yang membahayakan penderita. TLS dapat terjadi setelah pengobatan
Limfoma (Burkitt’s Lymphoma, Non Hodgkin Lymphma), Acute Lymphoblastic
Leukemia, Acute Nonlymphoblastic leukemia, atau Chronic Myelogenous Leukemia
fase blast crisis, Kanker paru small cell, metastasis kanker payudara dan
metastasis meduloblastoma
Terapi
Antibiotika selama 10-14 hari. Bila
menggunakan kateter multi lumen atau port, maka antibiotika harus
diberikan secara bergantian pada lumen tersebut.
Tumor lysis syndrome
Tumor lysis syndrome (TLS) merupakan komplikasi yang amat
serius dari pengobatan kanker dengan kemoterapi, radiasi, terapi hormonal serta
cryotherapy yang memerlukan perawatan multidisiplin di ruang ICU untuk
mencegah terjadinya gagal ginjal dan kematian. TLS dapat timbul spontan pada
penderita dengan limfoma dan lekemia. Umumnya penderita dengan massa tumor yang
bulky dan besar serta sensitif terhadap kemoterapi atau radiasi mudah
terkena TLS. Sindroma ini dipicu oleh “turn over cell” yang cepat dan
peningkatan dari materi intraseluler ke dalam aliran darah, yang
melampaui kemampuan ekskresi ginjal sehingga terjadi peningkatan kadar
elektrolit yang membahayakan penderita. TLS dapat terjadi setelah pengobatan
Limfoma (Burkitt’s Lymphoma, Non Hodgkin Lymphma), Acute Lymphoblastic
Leukemia, Acute Nonlymphoblastic leukemia, atau Chronic Myelogenous Leukemia
fase blast crisis, Kanker paru small cell, metastasis kanker payudara dan
metastasis meduloblastoma
Gejala klinis
- Hiperurisemia
- Hiperkalemia
: Gejala hiperkalemia diperburuk oleh insufisiensi ginjal. Perubahan pada EKG
(K > 6 mEq) berupa hilangnya gelombang P, gelombang T yang tinggi, pelebaran
kompleks QRS, depresi segmen ST. Bila hiperkalemia berlanjut dapat terjadi heart
block samapi cardiac arresst
- Hiperfosfatemia
- Hipokalsemia
Pencegahan
- Rehidrasi
- Membuat ph urine
menjadi alkali selama 1-2 hari pertama pengobatan
- Alupurinol, pada
tumor-tumor yang besar sudah dapat diberikan sebelum kemoterapi dimulai
Terapi
- Monitor EKG pada
keadaan hiperkalemia atau hipokalsemia
- Pada hiperkalemia
diberikan insulin dan glukosa, loop diuretika dan sodium bikarbonat, calcium,
oral atau rectal kayexalate setiap 6 jam.
- Bila kondisi memburuk
atau hiperkalemia tak teratasi dipertimbangkan untuk hemodialisis.