Uric Acid Nephropathy
Nephropathy o.k asam urat sering terjadi pada
keganasan yang mempunyai “turn over cell” yang tinggi. Hai ini sering
terjadi pada keadaan dimana terapi sitotoksik diberikan dan terjadi kematian
sel-sel tumor secara masif (“tumor lysis
syndrome”).
Sel-sel tumor yang mati ini akan menimbulkan hiperuricemia dan
penumpukan kristal asam urat pada traktus urinarius. Tipe keganasan yang
menimbulkan kedaruratan ini antara lain : limfoma (Burkitt lymphoma), leukemia
dan “myeloproliferative disorder”. Lysis dari tumor yang menimbulkan “tumor
lysis syndrome” juga dapat terjadi pada pengobatan dengan radiasi.
Gejala klinis.
Sebagai gejala dan tanda-tanda yang
sering terlihat adalah uremia, seperti a.l nausea, vomitus, lethargy, dan
oliguria. Pengobatan yang dini akan memberikan hasil kembalinya fungsi ginjal.
Kadang-kadang sulit dibedakan antara nephropathy akibat hiperuricemia, ataupun
gagal ginjal oleh kausa lain dengan sekunder hiperuricemia.
Pemeriksaan asam urat
darah pada keadaan akut seringkali mencapai rata rata 20,1 mg/dL (berkisar
antara 9.2 – 92 mg/dL). Jika terjadi “nyeri pinggang” dan hematuria, maka perlu
dilakukan USG untuk melihat obstruksi ureter. IVP sebaiknya dihindarkan untuk
mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Pada “tumor lysis syndrome” sering juga
terjadi hiperphophatemia dan hipocalcemia. Pemeriksaan lab yang diperlukan
antara lain BUN, Serum Kreatinin, Ca, phosphor, dan asam urat.
Terapi.
Objektif dari pengobatan adalah
pencegahan. Pasien dengan resiko tinggi dilakukan terapi pencegahan a.l hidrasi
yang cukup, allopurinol, dan alkalinisasi urine.