Tamponade Jantung Dan Efusi Pleura
Biasanya tamponade jantung lebih sering terjadi
sebagai akibat invasi langsung keganasan paru ataupun esophagus. Sedangkan
metastase hematogen biasanya berasal dari keganasan paru, payudara, limfoma,
leukemia, melanoma ataupun sarkoma. Lebih jarang lagi berasal dari keganasan
G.I tract. Komplikasi radiasi didaerah toraks, juga dapat menimbulkan tamponade
jantung (“post-radiation pericarditis”).
Efusi pleura juga merupakan kedaruratan yang sering muncul
pada penderita dengan keganasan (10%), dan harus mendapatkan perhatian yang
serius. Pada wanita efusi pleura sering dijumpai pada keganasan payudara,
ovarium, uterus dan serviks. Efusi pleura terjadi sebagai akibat meningkatnya
permeabilitas kapiler, naiknya tekanan hidrostatis, hipoalbuminemia, gangguan
drainaie lymfe akibat obstruksi oleh tumor, reaksi inflamasi akibat tumor dsb.
Gejala dan tanda yang muncul tergantung dari derajat efusi
tersebut dan kausanya.
Efusi Pleura.
-
Sebagian penderita (25
%) tanpa gejala dan tanda.
-
50-90% pasien dengan
keganasan primer atau metastatik pada pleura akan datang dengan efusi pleura.
-
90% akan datang dengan
efusi lebih dari 500 ml, dan 30% bilateral.
-
Sesak napas, batuk,
nyeri toraks merupakan gejala utama.
-
Takipnea, ekspansi
toraks yang terbatas, redup pada perkusi, turunnya fremitus suara, deviasi
trakea dll, merupakan tanda yang dapat dijumpai.
Efusi Percardia.
-
Batuk, sesak napas,
nyeri toraks, ortopnea, palpitasi, anxietas / gelisah, pusing, fatique.
-
Distensi vena jugular
(eksterna), pembengkakan gambaran jantung, suara jantung terdengar lemah dan
jauh, aritmia, “pericardiac friction rubs”.
Efusi Pleura :
-
Klinis, fisik
diagnostik yang baik.
-
Radiologi : tumpulnya
sinus phrenico-costalis (AP atau lateral foto), perselubungan hemitoraks, atau
bilateral, mediastinal shifting.
-
Sitologi cairan
pleura.
-
Lab/ biokimia cairan
pleura : CEA dll.
-
Torkcosintesis :
diagnostik dan terapeutik.
-
Biopsi pleura.
-
Toracoskopi.
-
Toracotomi diagnostik.
Efusi Percardium.
-
Klinis, fisik
diagnostik yang baik.
-
Radiologi : perubahan
“contour” dari jantung, “water – bottle heart”.
-
C.T scan
-
Ekokardiografi.
-
EKG.
-
Pericardiosentesis :
Sitologis, terapeutik.
Terapi.
Pada prinsipnya bersifat paliatif, dengan prognosa rata-
rata buruk.
Efusi Pleura.
-
Sclerotherapy : “tetracyclin intrapleural”.
Dosis : Tetracyclin 1 gram ( bisa lebih).
Quinacrine.
Lidocaine 150 mg
Premedikasi : narcotik.
Obat obat lain : Bleomycin, Nitrogen mustard, Thiotepa, 5FU,
Talc, radiasi, BCG dan corynebacterium parvum.
-
Radioterapi eksternal
: terutama untuk limfoma.
-
Pembedahan :
pleurektomi, pleuro-peritoneal shunting (Denver shunt).
Efusi Pericardium.
-
Drainase dengan
kateter.
-
Penyuntikan obat
kedalam rongga pericard : nitrogen mustard, thio tepa, quinacrine.
-
Radioterapi : terutama
untuk lymphoma.
-
Pembedahan :
pemasangan kateter intra perikard, sampai terjadi simpisis antara perikard dan
epikard.
-
Prognosa buruk.