Pengertian Market Timing
Jenis-jenis Indeks
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), “Di Bursa
Efek
Jakarta terdapat 5 (lima) jenis indeks, antara
lain:
1. Indeks Individual
Merupakan indeks
harga
masing-masing
saham terhadap harga dasarnya. Perhitungan indeks ini menggunakan
prinsip yang sama dengan IHSG, yaitu: Harga Pasar/Harga Dasar x 100.
2. Indeks Harga Saham Sektoral
Menggunakan semua saham yang termasuk
dalam
masing-masing sektor. Di Bursa Efek Jakarta terbagi
menjadi 9 sektor, yaitu:
a. Pertanian
b. Pertambangan
c. Industri Dasar dan Kimia
d. Aneka Industri
e. Industri Barang Konsumsi
f.
Properti dan Real
Estate
g. Transportasi dan Infrastruktur
h. Keuangan
i.
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
3. Indeks LQ 45
Menggunakan
45 saham yang terpilih
berdasarkan likuditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal
bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.
4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.
5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta
Islamic Index)
Merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama dengan
Danareksa Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang mengakomodasi syariat investasi
dalam Islam atau indeks
yang berdasarkan syariah
Islam.” (h. 95−97).
Market Timing
Pengertian Market Timing
Menurut Manurung
(2006), ”Market timing merupakan
waktu untuk membuat keputusan membeli atau menjual instrumen investasi dengan menggunakan strategi perdagangan mekanis dimana keputusan
tersebut menggunakan satu atau dua indikator yang strategis
atau tepat.” (h.23).
Tujuan Market Timing
Menurut Manurung (2006), ”Market timing bertujuan untuk
:
• Menjaga modal sehingga selalu
medapatkan keuntungan ketika bertransaksi (menjual dan membeli)
• Membuat tingkat
pengembailan investasi investor lebih tinggi dari
strategi buy and hold.” (h. 24).
0 Response to "Pengertian Market Timing"
Post a Comment