Persepsi dalam konteks komunikasi
Proses
Persepsi
Strategi Untuk Mengurangi Ketidakpastian
Pedoman
Untuk Meningkatkan Akurasi Persepsi
Persepsi bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan
satu antara pesan yang terjadi di "luar sana" dengan pesan yang
akhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi di dunia luar dapat sangat
berbeda dengan apa yang mencapai otak kita Mempelajari bagaimana dan mengapa
pesan-pesan ini berbeda sangat penting untuk memahami komunikasi.
1. Terjadinya
Stimulasi Alat Indra (Sensory Stimulation)
Pada tahap pertama alat-alat indra distimulasi
(dirangsang): Kita mendengar suara musik. Kita melihat seseorang yang sudah
lama tidak kita jumpai. Kita mencium parfum orang yang berdekatan dengan kita,
Kita mencicipi sepotong kue. Kita merasakan telapak tangan yang berkeringat
ketika berjabat tangan.
2. Stimulasi terhadap Alat Indra Diatur
Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur
berbagai prinsip. (makalah persepsi)
3. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan-Dievaluasi
Tahap ketiga dalam proses perseptual adalah
penafsiran-evaluasi. Kita menggabungkan kedua istilah ini ini untuk menegaskan
bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan. Langkah ketiga ini merupakan proses
subyektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran-evaluasi kita
tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai,
keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik, dan emosi pada saat itu, dan
sebagainya yang ada pada kita.
Perbedaan individual ini janganlah sampai membutakan kita
akan validitas beberapa generalisasi tentang persepsi. Meskipun generalisasii
ini belum tentu berlaku untuk seseorang tertentu, tampaknya ia berlaku untuk
sebagian cukup besar orang.
Proses Yang
Mempengaruhi Persepsi
Antara kejadian stimulasi dengan evaluasi atau penafsiran
terhadap stimulasi, persepsi dipengaruhi oleh berbagai proses psikologis
penting. Diantarannya
: teori kepribadianl implisit (implicit personality theory), ramalan
yang terpenuhi dengan sendirinya (self-fulfilling prophecy), aksentuasi
perseptual (perceptual accentuation), primasi-resensi (primacy-recency),
konsistensi (consistency), dan stereotiping (stereotyping).
a. Teori
Kepribadian Implisit
Bacalah pernyataan singkat berikut. Tandailah
karakteristik dalam tanda kurung yang kelihatannya paling cocok untuk
melengkapi kalimat tersebut:
Agus bergairah, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan
(cerdas, kurang cerdas)
Dewi berani, tegar, dan (ekstrovert, introvert)
Sitha periang, lincah, dan (langsing, gemuk)
Hari ramah, posiif, dan (menarik, tidakm menarik)
Kata-kata tertentu tampaknya benar dan lainnya
kelihatannya salah. Yang membuatnya kelihatannya salah dan kelihatan benar
adalah teori kepribadianimlisit. Sistem aturan yang mengatakan kepada
kity mana karakteistik yang sesuai untuk karakteristik yang lain.
Kebanyakan teori orang mengatakan bahwa seseorang yang
bergairah dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar pasti juga cerdas. Tentu
saja tidak ada alasan logis untuk mengatakan bahwa orang yang tidak cerdas
tidak bergairah dan tidak mempunvai rasa ingin tahu yang besar.
"Efek halo"
yang banyak dikenal merupakan fungsi dari teori kepribadian implisit kita. Jika
kita percaya bahwa seseorang memiliki sejumlah kualitas positif, kita
menyimpulkan bahwa ia juga memiliki
kualitas positif yang lain. "Efek halo terhalik" juga ada. Jika
kita tahu bahwa seseorang memiliki sejumlah kualitas negatif, kita cenderung
menyimpulkan bahwa orang itu memiliki kualitas negatif yang lain.
Hambatan Potensial
¨ Mempersepsikan kualitas-kualitaa dalam diri seorang yang
menurut "teori" seharusnya dimilikinya, padahal kenyataannya tidak
demikian.
¨ Mengabaikan kualitas atau karakteristik yang tidak sesuai
dengan teori ita.
¨ Penggunaan teori kepribadian implisit ini, bersama dengan
efek halo dan efek halo terbalik seringkali membawa kita pada ramalan yang
terpenuhi dengan sendirinnya.
b. Ramalan yang
Terpenuhi dengan Sendirinya
Ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya terjadi bila
kita membuat perkiraan atau merumuskan keyakinan yyang menjadi kenyataan karena
kita meramalkannya dan bertindak seakan-akan itu benar.
Ada empat langkah dasar dalam proses ini:
1.
Kita
membuat prediksi atau merumuskan keyakinan tentang seseorang atau situasi.
2.
kita
bersikap kepada orang atau situasi tersebut seakan-akan ramalan atau keyajkinan
kita benar.
3.
karena
kita bersikap demikian, ia menadi kenyataan .
4.
kita
mengamati efek diri kita terhadap seseorang atau akibat terhadap situasi, dan
apa yang kita saksikan memperkuat keyakinan kira.
Hambatan Potensial
¨ Mempengaruhi
perilaku orang lain sehingga sesuai dengan ramalan kita
¨ Melihat apa yang diramalkan ketimbang apa yang
sebenarnya, misalnya. ini dapat membuat kita karena ramalan itu kita buat,
bukan karena adanya kegagalan yang aktual, menganggap diri kita gagal.
c. Aksentuasi Perseptual
“Tiada rotan akar pun jadi” adalah pepatah yang banyak
kita jumpai dalam komunikasi: Untuk menjadi calon aktor, peran sekecil apapun
dan seperti apa pun dalam sebuah film adalah lebih baik ketimbang tidak
mendapat peran apapun. Bayam barangkali rasanya tidak enak tetapi bila anda
lapar rasanya akan sama lezat dengan ayam panggang.
Proses tersebut yang dinamai aksentuasi perseptual, membuat kita melihat apa yang kita harapkan
dan kita inginkan. Kita melihat orang yang kita sukai sebagai lebih tampan
dan lebih pandai ketimbang orang yang tidak kita sukai. Kontra argumen yang
jelas adalah bahwa sebenarnya kita lebih menyukai orang pandai dan tampan dan
oleh karenanya kita mencari-cari orang seperti ini, bukan karena orang yang
kita sukai itu kelihatan tampan dan pandai. Proses umum yang sering terjadi
setiap hari. Orang yang haus melihat bayangan air (fatamorgana).
Hambatan Potensial
¨
Mendistorsi
persepsi kita tentang realitas; membuat kita melihat apa yang kita butuhkan
atau inginkan ketimbang apa yang nyatanya ada, dan tidak melihat apa yang tidak
ingin kita lihat Misalnya, anda mungkin tidak merasa akan gagal dalam mata
kuliah komunikasi karena anda memusatkan perhatian pada apa yang anda inginkan.
¨ Menyaring atau mendistorsi informasi yang mungkin merusak
atau mengancam citra-diri kita dan dengan demikian sangat mernpersulit upaya
peningkatan-diri
¨ Memandang orang lain memiliki karakteristik atau kualitas
negatif yang sebenarnya ada pada diri kita.
¨ Melihat dan mengingat kualitas atau karakteristik positif
lebih daripada yang negatif, dan dengan demikian mendistorsi persepsi kita
tentang orang lain
¨ Merasakan perilaku tertentu dari orang lain sebagai
menunjukkan bahwa ia menyukai kita hanya karena sebenarnya kita ingin disukai.
Sebagai contoh, sikap bersahabat dan ramah dari seorang wiraniaga kita terima
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan menyukai kita, padahal sebenarnya itu
hanya bagian dari strategi persuasi tertentu.
d. Primasi-Resensi
Anggaplah sementara bahvva anda sedang suatu mengambil
mata kuliah di mana separuh kegiatan kelas sangat membosankan dan separuh
lainnya sangat menyenangkan. Pada akhir semester anda diminta mengevaluasi mata
kuliah ini dan pengajarnya. Apakah evaluasi anda akan lebih baik jika kegiatan
kelas yang membosankan terjadi selama tengah pertama semester dan kegiatan
yang menyenangkan terjadi selama tengah
kedua semester itu? Ataukah evaluasi anda akan lebih baik jika urutannya
dibalik? Jika yang muncul pertama lebih kuat pengaruhnya, kita mengalami apa
yang dinamakan efek primasi (Primacy Effect). Jika yang muncul
terakhir (atau paling baru) lebih kuat pengaruhnya kita mengalami efek resensi (Recency Effect)
Implikasi praktis dari efek primasi-resensi ini adalah
bahwa kesan pertama yang tercipta tampaknya paling penting. Melalui kesan
pertama ini, orang lain akan menyaring tambahan informasi untuk merumuskan
gambaran tentang seseorang yang mereka persepsikan.
Hambatan Potensial
¨
Merumuskan
gambaran menyeluruh tentang seseorang berdasarkan kesan awal yang belum akurat.
¨
Mendistorsi
persepsi yang datang kemudian untuk tidak merusak kesan pertama kita.
e. Konsistensi
Anda mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menjaga
keseimbangan atau konsistensi di antara persepsi-persepsi anda. Konsistensi
menggambarkan kebutuhan anda untuk memelihara keseimbangan daintara sikap-sikap
anda. Anda memperkirakan bahwa hal-hal tertentu selalu muncul bersama-sama dan
hal-hal lain akan muncul bersama-sama.
Selanjutnya kita berharap seseorang yang kita sukai
memiliki karakteristik yang kita sukai atau kita puja, dan kita berharap
mmusuh-musuh kita tidak memiliki karakteristik yang kita sukai atau kita puja.
Sebaliknya kita berharap orang yang kita sukai tidak memiliki sifat-sifat yang
tidak menyenangkan dan orang yang tidak kita sukai memiliki sifat-sitat yang
tidak menyenangkan.
Hambatan Potensial
¨ Mengabaikan atau mendistorsi persepsi tentang perilaku
yang tidak konsisten dengan gambaran kita mengenai seseorang secara utuh.
¨ Mempersepsikan perilaku spesifik sebagai terpancar dari
kualitas positif orang yang kita sukai dan dari kualitas negatif orang yang
tidak kita sukai. Oleh karenanya kita tidak mampu melihat perilaku positif maupun
negatif.
¨ Melihat perilaku tertentu sebagai positif jika perilaku
yang lain ditafsirkan sebagai positif (efek halo) atau sebaliknya
f. Stereotyping
Jalan pintas yang sering digunakan dalam persepsi adalah
stereotiping (stereotyping). Stereotipe spsiologis atau psikologis
adalah citra yang melekat atas
sekelompok orang. Kita semua mempunyai stereotipe tentang kelompok bangsa.
kelompok agama, kelompok ras, atau barangkali tentang kaum penjahat, kaum
waria, atau guru.
Hambatan Potensial
Stereotipe dapat menimbulkan dua hambatan utama.
Kecenderungan kita untuk mengelompokkan orang ke dalam kelas-kelas dan bereaksi
terhadap seseorang terutama sebagai anggoata kelas-kelas ini dapat membuat
kita:
¨ Mempersepsikan orang seakan-akan memiliki
kualitas-kualitas tertentu dan, karenanya tidak mampu mengenali sifat multi
aspek dari semua orang dan semua kelompok.
¨ Mengabaikan ciri khas yang dimilili seseorang dan
karenanya tidak mampu menarik manfaat dari konstruibusi khusus yang dapat
diberikan setiap pihak dalam suatu interaksi
Membuat
Persepsi Lebih Akurat
Efektifitas
komunikasi dan hubungan bergantung sebagian besar pada keakuratan kita dalam
mempersepsi suatu pesan yang muncul. Kita dapa meningkatkan akurasi kita dengan
(1) menerapkan strategi untuk mengurangi ketidakpastian, dan (2) mengikuti
beberapa pedoman atau prinsip yangh diusarankan.
Strategi Untuk Mengurangi Ketidakpastian
Asumsi
umum yang digunakan disini adalah bahwa komunikasi merupakan proses
bertahap (gradual) di mana orang saling mengurangi ketida kpastian tentang
yang lain. Dengan tiap-tiap interaksi kita semakin mengenal pihak lain dan
secara berangsur-angsur mulai mengenal orang itu pada tingkat yang lebih
bermakna.
Ada
3 strategi utama untuk mengurangoiketidakpastian : strategi pasif, aktif, dan
interaktif.
Strategi pasif, Bila kita
mengamati orang lain tanpa orang itu sadar bahwa dia sedang kita amati. Yang
paling bermanfaat dalam observasi pasif ini adalah mengamati seseorang dalam
tugas aktif tertentu, misalnya dalam interaksinya dengan orang lain dalam
situasi informal.
Strategi Aktif, Bila kita secara
aktif mencari informasi tentang seseorang dengan cara apapun selain
berinteraksi dengan orang itu. Sebagai contoh, anda dapat bertanya kepada orang
lain tentang orang itu (“Seperti apa rupanya?” “Apakah bekerja di luar?, dan
sebagainya). Kita juga dapat memenipulasi lingkungan dengan cara tertentu
sehingga dapat mengamati seseorang secara lebih spesifik dan jelas.
Strategi interaktif, Bila kita sendiri berinteraksi dengan seseorang. Kita
juga mendapatkan pengetahuan tentang orang lain dengan mengungkapkan informasi
tentang diri kita sendiri. Pengungkapan-diri mencipatkan lingkungan yang santai
mendorong pengungkapan dari orang lain yang ingin ebih kita kenal.
Ketiga
strategi ini bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian anda mengenai orang
lain. Sayang nya banyak orag mnerasa bahwa mereka sudh cukup mengena; seseorang
setelah menerapkan hanya startegoi pasif. Strategi aktif lebih bersifat
megungkapkan, dan startegi interaktif lebih banyak labi
mengunkapkannya.Menerapkan ketiga macam strategi ini akan membuat persepsi anda
seakurat mungkin.
Pedoman
Untuk Meningkatkan Akurasi Persepsi
Disamping
menghindari hambatan-hambatan potensial; dalam beragai proses persepsi yang
dikemukakan sebelumnya dan menerapkan ketiga strategi untuk mengurangi
ketidakpastian, berikut ini beberapa saran yang akan membantu meningkatkan
akurasi persepsi antarpribafdi anda.
1.
Carilah berbagai petunjuk yang menunjuk ke arah yang sama. Makin banyak petunjuk
perseptual yang menuju ke arah yag sama, makin
besar kemungkinan kesimpulan anda benar..
2.
Berdasarkan
pengamatan kita atas perilaku, rumuskan
hipotesis. Ujilah hipotesis ini terhadap informasi dan bukti-bukti
tambahan; jangan menarik kesimpulan yang nantinya akan kita coba konfirmasikan.
3.
Perhatikan khususnya petunjuk-petunjuk yang kontradiktif,
petunjuk yang akan menolak hipotesis awal kita. Akan
lebih mudah menerima yang mendukung hipotesis ketimbang menerima petunjuk yang
menentangnya.
4.
Jangan menarik kesimpulan sampai kita memiliki kesempatan untuk menproses beragam
petunjuk.
5.
Hindari membaca pikiran oirang lain. Kita hanya dapat membuat asumsi berdasarkan perilaku yang
tampak. Motif, sikap, atau nilai seseorang tidak terbuka bagi inspeksi pihak
luar.
6. Jangan menganggap orang lain seperti diri kita, berpikir
seperti cara diri kita, atau bertindak seperti yang koita lakukan. Sadarilah
keragaman dan keunikan manusia.
7.
Waspadalah
terhadap bias diri kita sendiri. Sebagi contoh, hanya menerima
hal-hal positif pada diri oarang yang kita sukai dan hanya menerima hal-hal
pelayanan negatif pada diri orang yang tidak kita sukai.
0 Response to "Persepsi dalam konteks komunikasi"
Post a Comment