Penyebab Kanker Payudara
Tidak seorangpun mengetahui
jawabannya! Sangat menyedihkan bahwa meskipun ada kemajuan ilmu pengetahuan
yang begitu canggih, kita masih belum mampu menentukan penyebab aktual kanker
payudara. Pengetahuan terkini tentang ilmu pengetahuan medis menyangkut kanker
belum memadai.
FAKTOR RESIKO
Lebih dari 70% dari wanita yang
terdiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor resiko yang dapat
terindikasi. Ini berarti bahwa wanita tanpa faktor resiko dapat berakhir dengan
kanker payudara. Statistik memperlihatkan bahwa dua dari tiga kasus kanker
payudara tampaknya terjadi secara acak atau merupakan peristiwa-peristiwa
kebetulan.
1. Geografi, Budaya dan Tradisi.
Tingkat kanker payudara di negara
maju atau negara industri adalah lebih tinggi dibanding di negara yang
terbelakang.
2. Riwayat Keluarga dan Sifat
Genetika.
Jangan khawatir! Bahwa seseorang
bisa mewarisi kanker dari orang tua atau kerabatnya yang meninggal akibat
kanker, andil warisan hanya 5% dari resikonya
Fakta yang kami ketahui tentang
riwayat keluarga dan kanker payudara.
a. Kanker dapat menurun dalam
keluarga, utamanya pada kasus-kasus kanker payudara, indung telur dan usus
besar.
b. Meningkatnya resiko terkena
kanker payudara bergantung pada seberapa dekat hubungan keluarga. Jika orang
tua dan kakak beradik menderita kanker payudara, resikonya lebih tinggi bagi
anak dan kakak beradi lainnya.
c. Semakin muda usia Ibu atau kakak/adik
perempuan terdiagnosa kanker misalnya sebelum usia 50 tahun, semakin besar
resiko bagi anak-anak dan kakak beradik terkena kanker.
d. Resiko bahkan lebih besar jika
lebih dari satu kerabat terdekat misalnya Ibu dan kakak/adik –perempuan
mengidap kanker payudara.
e. Resiko terbesar jika Ibu
menderita kanker pada kedua payudaranya sebelum usia 35 tahun.
f. Putri dari pria yang menderita
kanker prostat juga beresiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
g. Kini kita mengetahui bahwa
individu yang memiliki gen kerentanan atau gen BRCA 1 dan 2 mempunyai resiko
tinggi mengidap kanker payudara dalam bagian akhir kehidupan mereka. Tetapi
jangan bersedih, tidak lebih dari 1% dari wanita membawa gen itu.
3. Kepribadian.
a. Usia.
Kanker payudara berkaitan dengan
usia. Kanker payudara jarang terjadi pada wanita di bawah usia 30 tahun.
Sekitar 80% dari semua kasus kanker payudara terjadi pada wanita di atas 50
tahun.
b. Usia Menarche.
Merupakan usia dimulainya
menstruasi pertama. Mereka yang mengalami menarche pada usia dini mempunyai
resiko lebih tinggi mengidap kanker payudara. Diestimasi bahwa tingkat kanker
payudara meningkat sekitar 5% untuk setiap tahun penurunan usia menarche.
c. Usia Pada Kehamilan Pertama.
Memiliki bayi tidak disangsikan
lagi melindungi seorang ibu terkena kanker payudara. Dengan meningkatnya jumlah
anak yang dilahirkan oleh seorang Ibu, semakin rendah resiko kanker
payudaranya. Tetapi pengaruh terpenting terhadap resiko kanker payudara
terletak pada usia kehamilan tua untuk bayi yang pertama. Wanita yang mempunyai
bayi pertama sebelum usianya 18 tahun mempunyai perlindungan penuh terhadap
kanker payudara. Tidak memiliki anak atau terlambat memiliki anak yang pertama
mempunyai resiko lebih tinggi mengidap kanker payudara.
d. Usia menopause.
Semakin lambat wanita memulai
menopause, semakin tinggi resikonya mengidap kanker payudara.
e. Berat Badan.
Kegemukan diantara wanita pasca
menopause meningkatkan resiko kanker payudara. Ini kemungkinan akibat
meningkatnya produksi hormone oleh lemak berlebihan di dalam tubuh.
f. Tinggi Badan.
Ada bukti yang menyimpulkan bahwa
meningkatnya tinggi badan berkaitan dengan meningkatnya resiko kanker payudara,
sementara tinggi badan yang pendek mengurangi resiko.
g. Ukuran Payudara.
Pada umumnya, wanita Amerika,
Australia dan Eropa memiliki ukuran payudara yang besar dan mereka memiliki
resiko tinggi mengidap kanker payudara.
h. Kecenderungan Payudara Kiri.
Pengamatan yang dilakukan selama
50 tahun mengindikasikan bahwa 20% lebih banyak wanita memiliki kecenderungan
mengidap kanker pada payudara kirinya, terutama pada wanita kidal disbanding
wanita tangan kanan.
4. Gaya Hidup.
Perilaku dan kesehatan orang
berbeda tajam menurut status sosial ekonomi mereka. Gaya hidup mereka berbeda
dan terbentuk oleh pendidikan, budaya dan tingkat kekayaan mereka.
a. Status Sosial.
Statistik memperlihatkan bahwa
kalangan wanita dengan pendapatan atau gaji lebih tinggi memiliki resiko
terkena kanker payudara yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
mereka membeli dan mengkonsumsi
makanan-makanan mewah.
b. Diet.
Opini bahwa dokter menyarankan
pasien kanker memakan apa saja yang mereka inginkan dan menganggap tidak ada
keterkaitan antara kanker dan makanan bukanlah merupakan konsensus komunitas
medis secara keseluruhan. Makanan mempengaruhi kesehatan kita dan menentukan
arah dan kemajuan penyembuhan mereka. Pengkonsumsian makanan dan minuman
seperti : susu, keju, daging dan lemak,hamburger, es krim, kripik kentang,
makanan berenergi tinggi, alkohol dan rokok meningkatkan resiko kanker
payudara. Sedangkan pengkonsumsian buah dan sayuran mengurangi resiko terkena
kanker dan dapat memberikan efek perlindungan kira-kira 50% terhadap kanker
lambung, oesophagus, paru-paru, endometrium, pancreas dan usus besar.
5. Hormon.
a. Estrogen/ Progesteron.
Kadar estrogen tinggi berkaitan
dengan meningkatnya resiko kanker payudara.
b. Pil KB.
Pil KB terdapat dalam dua bentuk
dosis tinggi dan dosis rendah . Dewasa ini tidak selalu perlu untuk meminum pil
dosis tinggi lagi karena pil dosis renah sudah cukup efektif. Jika anda berusia
di atas 35 tahun, minum pil KB pada usia tua meningkatkan resiko kanker
payudara.
c. Terapi Pengganti Hormon atau
Hormone Replacement Therapy(HRT).
Kemunculan kanker payudara
meningkat drastis setelah menopause. Jika anda menjalani HRT, kemungkina ada
peluang kecil bahwa resiko anda mengidap kanker payudara juga meningkat. Jika
anda mempunyai riwayat keluarga kanker payudara, alangkah baiknya anda
mempertimbangkan kembali untuk menjalani HRT. Wanita yang menjalani HRT
mempunyai lebih banyak persoalan dalam memerangi kanker payudara jika mereka
menderitanya. Wanita yang menjalani HRT bisa meningkatkan kepadatan jaringan
payudara mereka . Ini mengurangi peluang pendeteksian dini kanker payudara ketika
mereka menjalani mamografi.
d. Diethylstilbesterol(DES).
Mengkonsumsi daging dari hewan
yang diberi makan DES menempatkan konsumen pada resiko besar terkena kanker.
Berhati-hatilah!
6. Menyusui.
Wanita yang menyusui bayi mereka
mempunyai 25% lebih sedikit resiko kanker payudara dibanding mereka yang yang
memberi susu botol.
7. Olahraga.
Wanita premenopause yang
melaksanakan olahraga sekitar 4 jam per minggu mengurangi resiko kanker
payudara mereka sebanyak 58%. Ini karena olahraga membakar lemak dalam tubuh.
8. Kegemukan.
Mereka yang kegemukan mengalami
resiko lebih tinggi meninggal akibat kanker payudara disbanding mereka yang
bertubuh kurus.
9. Radiasi.
Semakin muda seseorang terkena radiasi, semakin besar resiko kanker payudara
berikutnya. Gadis-gadis muda mengalami resiko lebih besar kanker payudara
ketika terkena pada jumlah radiasi yang sama dengan waita yang lebih tua.
Resiko kanker payudara akan meningkat sebesar 3 hingga 4 kali pada
wanita-wanita yang menjalani radiasi dalam kehidupan mereka, jika dibandingkan
dengan wanita-wanita yang tidak menjalani radiasi ketika mereka masih gadis muda.