Peningkatan Kewirausahaan
Peningkatan Kewirausahaan
Sasaran utama fokus
pengembangan ini adalah untuk mempersiapkan lulusan SMK memiliki kemampuan
kewirausahaan sedemikian sehingga memungkinkan lulusan SMK menciptakan
alternatif untuk bekerja sendiri atau menciptakan peluang kerja. Walaupun
demikian fokus pengmbangan ini tidak dimaksudkan untuk membatasi lulusan SMK
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti politeknik atau
universitas.
a. Pengembangan Program
Kewirausahaan Siswa
Program Peningkatan Fokus Kewirausahaan ini dapat disusun
dan dilaksanakan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dibawah ini.
1) Pengembangan kelompok kewirausahaan
siswa : sebagai langkah awal dari fokus pengembangan ini untuk memperkenalkan
pengetahuan kewirausahaan kepada para siswa. Selanjutnya siswa yang berminat diharapkan
membentuk kelompok-kelompok wirausaha dan menyusun rencana bisnis (business plan) dibawah bimbingan ahli
dan guru kewirausahaan. Rencana bisnis tersebut mencakup paling tidak hal-hal yang
berhubungan dengan kebutuhan sumber daya manusia, modal usaha, manajemen,
pemasaran dan proses produksi. Pada tahap ini sekolah harus dapat menyediakan fasilitas
yang dibutuhkan temasuk menyelenggarakan training-training yang perlu serta pengembangan
web-site sebagai media komunikasi dan pemasaran.
2)
Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi program kewirausahaan siswa : sekolah
harus menciptakan sistem monitoring dan evaluasi untuk melakukan pemantauan
secara berkelanjutan terhadap kinerja kelompok wirausaha siswa. Sekolah juga
harus menyediakan unit konsultasi bagi siswa pelaku kewirausahaan untuk
mengatasi permasalahan yang timbul selama pelaksanaan kegiatan kewirausahaan
tersebut. Sekolah harus mampu melakukan evaluasi terhadap kelompok
kewirausahaan yang performed atau unperformed. Selanjutnya bila dianggap
perlu maka sekolah dapat menutup kelompok yang unperformed dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Untuk
meningkatkan transparasi maka sekolah dapat mengundang independent team dan public
accountant untuk melakukan evaluasi kinerja dan keuangan kelompok wirausaha
tersebut.
3)
Pengembangan Program Keberlanjutan : Pergantian personil siswa
yang aktif dalam setiap kelompok kewirausahaan dari waktu ke waktu tidak dapat
dihindarkan. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlanjutan dan peningkatan
kinerja program kewirausahaan siswa maka sekolah perlu mengembangkan partnership dengan industri, peningkatan
keterampilan siswa melalui pemagangan di industri, pelatihan akuntasi, dll. Selain
itu pelatihan web-site juga diperlukan untuk memanfaatkan media internet
sebagai sarana publikasi, pemasaran dan interaksi dengan pelanggan.
b. Unit Bisnis Sekolah
dan Teaching Factory
Dalam skala yang lebih besar maka sekolah harus dapat
pula membentuk kegiatan kewirausahaan dengan pola bisnis profit yang lebih tangible. Unit ini terdiri dari 2 (dua)
jenis yaitu (1) Unit Bisnis Sekolah
dan (2) Teaching Factory.
Unit Bisnis dibentuk dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut (lihat referensi : Industri Berbasis SMK – Untuk Meningkatkan
Ekonomi Daerah, DPSMK-DJMPDM, Diknas) :
·
Mendorong keunggulan bidang keahlian dan
kompetensi pokok sekolah
·
Diharapkan memberikan manfaat berganda
yaitu memberikan peningkatan skill
para siswa, meningkatkan peluang diversifikasi bidang kewirausahaan siswa dan
meningkatkan peran sekolah dalam mendorong ekonomi daerah
·
Mendorong kerjasama sekolah dengan
industri dalam kegiatan yang lebih nyata dan terukur
·
Memposisikan sekolah sebagai bagian dari
production line atau mitra industri
dengan kompetensi dan mutu produksi yang sesuai dengan standar industri
·
Memperluas peluang guru untuk meningkatkan
kompetensi sesuai dengan standar industri
·
Meningkatkan manfaat dan keberlanjutan
investasi yang dimiliki sekolah melalui pendekatan bisnis
Unit Bisnis
Sekolah di setiap sekolah yang telah mempunyai kemampuan yang cukup dalam hal
kompetensi industri dan memiliki mitra industri kemudian dapat membangun
kemitraan yang lebih permanen dengan industri sedemikian sehingga produk-produk
dari unit bisnis yang dimiliki secara langsung menjadi bagian dari jalur
produksi mitra industri. Sampai saat ini, kegiatan unit bisnis tersebut telah
mulai dirintis di berbagai SMK diseluruh Indonesia dalam 2 (dua) lini yaitu :
1.
Lini Produksi Manufaktur dalam beberapa
jenis kegiatan bisnis sepet i:
a.
produksi mesin
perkakas
b.
perakitan PC dan
Notebook
c.
perakitan sepeda
motor
d.
perakitan mobil
e.
perakitan alat
pertanian
2.
Lini Layanan Perdagangan dan jasa dalam
beberapa jenis kegiatan bisnis seperti :
a.
layanan
perdagangan
b.
produk pangan
c.
jasa perhotelan
d.
jasa perawatan
kecantikan
e.
jasa seni
f.
jasa konstruksi
g.
jasa repair &maintenance
Dalam program mengembangkan Unit Bisnis Sekolah
melalui program SBP SMK-SBI Invest ini perlu dilakukan langkah-langkah rencana
bisnis (business plan) yang
professional dengan bantuan ahli mengingat adanya aspek resiko bisnis. Beberapa
pendekatan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana bisnis tersebut
antara lain :
1.
Akurasi dalam melakukan analisa peluang
dan pasar, modal awal (initial capital)
dalam aspek investasi dan kompetensi SDM yang diperlukan
2.
Komprehensif dalam melakukan program
persiapan seperti misalnya program pelatihan guru dan siswa untuk mencapai
kompetensi industri sesuai dengan standar yang dibutuhkan
3.
Efisien dalam merencanakan proses
produksi termasuk dalam pemilihan teknologi dan desain produk
4.
Seksama dalam mempertimbangkan
aspek-aspek hukum korporasi (corporate
law) dan bisnis (business law)
yang berlaku
5.
Kemampuan yang baik dalam menyusun tim
manajemen yang kredibel dan kompeten
Teaching Factory sesuai dengan referensi (Industri
Berbasis SMK – Untuk Meningkatkan Ekonomi Daerah, DPSMK-DJMPDM, Diknas) maka
Teaching Factory dimaksudkan menjadikan sekolah sebagai unit integrator bisnis
dan produksi. Dalam hal ini sekolah menjalin jaringan dengan sekolah (SMK) lain
sebagai pemasok komponen-komponen produk yang hendak diproduksi. Teaching
Factory diharapkan dibangun oleh sekolah yang telah berpengalaman dan mempunyai
kemampuan cukup untuk melaksanakan proses produksi lengkap dari tahap desain,
proses produksi dan pemasaran serta mampu menjamin kegiatan bisnis secara
keberlanjutan.