Obstrustive Uropathy
Biasanya berhubungan dengan keganasan dari
rongga abdomen, retroperitoneal, dan pelvis. Gejala dan tanda tanda yang muncul
tergantung dari tempat obstruksi. Obstruksi pada “bladder neck” biasanya
disebabkan oleh keganasan prostat (laki laki), Ca cervix (wanita). Obstruksi
pada ureter biasanya disebabkan oleh keganasan yang terletak intra abdominal
atau paraaortal, seperti misalnya sarkoma, limfoma, metastase keganasan pada
kelenjar getah bening para - aorta. “Obstructive uropathy” pada umumnya
disebabkan oleh proses keganasan itu sendiri, meskipun perlu juga
dipertimbangkan sebagai akibat keadaan benigna, ataupun komplikasi terapi terhadap
keganasan. Seperti misalnya striktura urethra akibat pembedahan atau
radioterapi, absces, hematoma pada pelvis. Pada keadaan keganasan tertentu,
sering terjadi “acute nephropathy” sebagai akibat batu asam urat yang tertimbun
pada tubulus ginjal, misalnya pada myeloproliferative disorder, lymphoma.
Gejala klinis.
Timbulnya retensi urine, nyeri pada pinggang (‘flank
pain”), hematuria, ataupun infeksi saluran kemih berulang, merupakan tanda
tanda adanya obstruksi saluran kemih. Seringkali obstruksi ini tidak
terdiagnosa, sampai terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Terjadinya gangguan
pada proses pengosongan kandung kemih akan menimbulkan gejala “hesitancy”,
“urgency”, “nocturia”, “frequency” dan lemahnya pancaran miksi.
Adanya gejala oliguria berganti - ganti dengan poliuria,
menunjukan adanya obtruksi partial dari ginjal.
Pemeriksaan fisik perlu diperhatikan pembesaran prostat,
retensi kandung kemih, terabanya ginjal. Menurunnya tonus sphincter anus, dan
refleks bulbocavernosus menunjukan kemungkinan suatu “neurogenic bladder” o.k
metastase.
Diagnosa
Pada prinsipnya kausa dan lokasi obstruksi harus dapat
didiagnosa.
-
Lab : BUN, S
creatinin, elektrolit darah, calcium, asam urat, DL, UL.
-
USG dari ginjal.
-
I.V.P
-
CT. Scan.
-
Scintigrafi ginjal
-
“Percutaneous
antegrade pyelografi” untuk kepentingan diagnostik dan juga terapeutik.
-
Endoskopi dan
“retrograde pyelography” jika diperlukan.
Terapi.
- Terapi terhadap
keganasan primer.
-
Retensi urine dapat
diatasi dengan kateterisasi, suprapubic sistostomi.
-
Jika obstruksi
terletak pada ureter dan terjadi hidronefrosis, dan pertimbangan tumor dapat
dikontrol dengan modalitas terapi yang ada, maka perlu dipertimbangkan
nephrostomi.
-
Radioterapi ataupun
kemoterapi terhadap kausa / keganasan yang menekan. dengan mempertimbangkan
dosis obat terhadap fungsi ginjal dsb.
-
Koreksi terhadap
kelainan elektrolit dan kimia darah.