Apakah Manajemen Itu?
Istilah manajemen mengacu pada kata "to manage" yang
berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Seperti yang terjadi pada banyak
bidang studi lainnya yang menyangkut human,
maka manajemen tergolong yang sulit didefinisikan. Beberapa referensi yang
penulis peroleh untuk memaparkan definisi manajemen dari para pakar manajemen
adalah sebagai berikut:
1. Mary Parker
Follett
Management is the
art of getting things done through people. Manajemen merupakan seni
dalam mencapai tujuan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa
para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang
lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.
2. James A.F. Stoner
Management is the
process of planning, organizing, leading and controlling the effort of
organization member and using all other organizational resources to achieve
stated organizational goals. Manajemen ialah proses perencanaan, organisasi,
kepemimpinan dan pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi dan
penggunaan semua sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.[1]
3. Luther Gulick
Manajemen
menjadi suatu bidang pengetahuan (ilmu) yang secara sistematik berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
4. Robert L.Kats
Manajemen merupakan suatu profesi yang menuntut
persyaratan tertentu. Seorang manajer harus memiliki tiga keahlian atau
kemampuan hakiki, yaitu kompetensi secara konseptual, sosial (hubungan manusiawi),
dan teknikal.
Kemampuan
konsep adalah kemampuan
untuk berpikir dan menggagas situasi-situasi abstrak, untuk melihat organisasi
sebagai suatu kesamaan dan hubungan di antara sub-sub unit, dan untuk
menggambarkan bagaimana organisasi dapat masuk dalam suatu lingkungan.
Kemampuan ini dimiliki oleh manajemen puncak.
Kemampuan
sosial (manusiawi) adalah
kemampuan untuk bekerja dengan baik bersama orang lain, baik secara individual
maupun dalam suatu kelompok. Kemampuan ini dimiliki oleh manajemen menengah.
Kemampuan
teknikal mencakup
pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus tertentu, misalnya rekayasa,
keuangan, produksi, dan komputer. Kemampuan ini
dimiliki oleh manajemen tingkat rendah.
Dari keempat definisi di atas dapat dilihat bahwa
tidak ada definisi yang konsisten bagi semua orang. Follet menyebutkan
manajemen sebagai seni (kiat),
Stoner mengatakan manajemen sebagai sebuah proses,
Gulick memandang manajemen sebagai ilmu,
sedangkan manajemen menurut Kats sebagai sebuah
profesi.
Mengartikan manajemen sebagai sebuah seni
mengindikasikan bahwa dibutuhkan suatu keterampilan khusus untuk melakukannya,
sehingga keterampilan perlu dikembangkan melalui pelatihan manajemen, seperti
halnya seniman. Hal yang serupa juga dikatakan oleh Henry M. Botinger,
manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu: pandangan,
pengetahuan teknis, dan komunikasi. Meskipun banyak aspek manajemen telah
menjadi ilmiah, akan tetapi masih banyak unsur-unsur manajemen yang tetap
merupakan kiat tersendiri bagi seorang manajer, misalnya menyangkut perilaku
hubungan antarmanusia atau kemampuan interpersonal.
Manajemen sebagai suatu proses adalah cara
sistematis melakukan pekerjaan bagi seorang manajer dengan tidak memperdulikan
kecakapan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan. Sedangkan manajemen dapat juga diartikan sebagai ilmu, karena
teori-teori yang terdapat di dalamnya mampu menuntun manajer dengan memberikan
kejelasan akan apa yang harus mereka lakukan pada situasi tertentu dan mampu
memprediksi akibat-akibat dari keputusan yang diambilnya. Sedangkan manajemen
dipandang sebagai profesi karena seorang manajer profesional harus memiliki
kompetensi sebagai dasar keahlian khusus, diakui dan dihargai oleh masyarakat
dan pemerintah, memiliki kode etik, serta berkomitmen dan berdedikasi dalam
menekuni pekerjaannya.
Sekian banyaknya definisi manajemen, namun ada
satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami ilmu manajemen,
yaitu:
Manajemen
adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan secara efesien dan efektif dengan dan melalui
orang lain.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa bagian spesifik dari definisi
manajemen di atas:
a. Perencanaan, adalah proses pemikiran kegiatan-kegiatan
sebelum dilaksanakan dengan melibatkan beberapa metoda, logika, bukan hanya
sekedar dugaan atau firasat melainkan pengambilan keputusan secara ilmiah. Hal
ini dilakukan untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan
kesempatan dan ancaman, menetapkan strategi, kebijakan, adn program.
b. Pengorganisasian, adalah proses mengkoordinasikan
sumber-sumber daya (resources) meliputi
manusia, peralatan, bahan, uang, dan waktu. Proses ini merupakan aktivitas yang
paling menentukan dalam keefektifan pencapaian tujuan organisasi. Pada tahap
ini dilakukan penentuan fungsi, hubungan, dan struktur. Fungsi berupa
tugas-tugas yang dibagi dalam bentuk garis, staf, dan fungsional. Hubungan
meliputi tanggung jawab dan wewenang. Sedangkan struktur terbagi menjadi bentuk
vertikal atau horizontal.
c. Pengarahan, merupakan proses memberikan arahan, prosedur kerja
bagi karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan cara yang paling baik,
serta menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi terlaksananya aktivitas yang
telah ditetapkan.
d. Pengawasan, diartikan sebagai proses pembenaran apabila
aktivitas melenceng dari tujuan organisasi. Sehingga proses ini diharapkan
mampu menjamin keberlangsungan organisasi mencapai tujuannya dan keefektifan
manajemen dapat terukur.
e. Efesiensi, merupakan bagian penting dalam manajemen, sebab
menyangkut masukan dan keluaran. Apabila keluaran yang dapat Anda hasilkan
menunjukkan harga yang lebih besar dari masukan, maka Anda telah meningkatkan
efesiensi. Sumber masukan diantaranya adalah manusia, uang, dan peralatan. Oleh
karena itu, manajemen menaruh perhatian untuk meminimal biaya sumber daya
(masukan) tersebut untuk menghasilkan keluaran yang optimal. Sehingga, dari
sudut pandang ini, efesiensi sering dikatakan sebagai “melakukan segala sesuatunya secara tepat” (do the things right),
artinya tidak memboroskan sumber-sumber.
f.
Efektivitas,
adalah pasangan
sejati dari efesiensi. Karena tidak cukup hanya efesien tetapi harus efektif,
artinya penyelesaian kegiatan diharapkan mampu mencapai tujuan organisasi.
Manakala manajer mencapai sasaran organisasi mereka, kita mengatakan bahwa
mereka berhasil guna (efektif). Sehingga efektivitas dilukiskan sebagai “melakukan hal-hal yang tepat” (do the
right things).
Timbul pertanyaan, “Mungkinkah organisasi itu
efesien namun tidak efektif?”. Jawabnya adalah “Ya”, dengan melakukan hal-hal
yang keliru secara baik. Misalnya, sebuah universitas telah menjadi sangat efesien
dalam memproses mahasiswanya dimana menggunakan pembelajaran yang dibantu
komputer dan bahan kuliah berdasarkan internet, kelas-kelas yang besar,
mengandalkan dosen yang expert, dan
menyediakan sarana laboratorium yang kondusif. Namun yang menyebabkan tidak
efektif adalah apakah mereka telah dididik dengan sebagaimana mestinya.
Tentu saja kesimpulannya adalah sebuah organisasi yang sukses apabila
efesiensi yang tinggi terjadi bersama-sama dengan efektivitas yang tinggi. Dan
manajemen yang buruk seringkali sekaligus diakibatkan oleh ketidakefesienan
tetapi mencapai keefektifan atau efektivitas yang dicapai melalui
ketidakefesienan. Dapat dikatakan bahwa manajemen dibutuhkan untuk menjamin
ketersediaan sumber daya perusahaan secara efesien, menciptakan sistem dan
organisasi serta iklim kerja yang kondusif bagi tumbuh kembangnya potensi
perusahaan.
[1] James A.F.
Stoner, Management, Prentice / Hall
International, Inc., Englewood Cliffs, New York, 1982, halaman 8.
0 Response to "Apakah Manajemen Itu?"
Post a Comment