Menaksir Nilai Persediaan
Menaksir Nilai Persediaan
Kadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan
penghitungan fisik atau sistem perpetual sangat mahal untuk diterapkan. Suatu
supermarket dengan beribu macam jenis persediaan mungkin akan terganggu
operasionalnya jika setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik persediaan dalam
rangka menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam menentukan
besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung secara
fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis.
Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari
persediaan. Terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.
- Metode Harga Eceran
Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan
menurut harga eceran menjadi cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap
harga eceran. Contoh:
Harga
Pokok (Cost) Harga Eceran
Persediaan 1 Januari 2005 Rp 60.000 Rp 100.000
Pembelian Januari 2005 Rp 540.000 Rp 900.000
Barang tersedia untuk dijual Rp 600.000 Rp 1.000.000
% Cost thd Harga Eceran=
(600.000
: 1.000.000) x 100% = 60%
Penjualan Rp 700.000
Persediaan akhir Rp 300.000
Nilai
cost persediaan akhir = 60% x Rp 300.000 = Rp 180.000
- Metode Laba Kotor
Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal
ditambah dengan pembelian selama satu periode kemudian dikurangi dengan harga
pokok barang yang dijual pada periode yang bersangkutan. Untuk menentukan harga
pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam rekening penjualan dikurangi
dengan laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-nya. Jika belum
diketahui, % laba kotornya digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya.
Misalkan persediaan awal tahun 2005 Rp 100.000 pembelian selama bulan Januari Rp
1.200.000 dan penjualan selam bulan Januari menurut rekening buku besar Rp 90.000
dan laba kotor 20% dari harga jual, maka persediaan akhir dapat dihitung
sebagai berikut:
Persediaan 1 Januari 2005 Rp 100.000
Pembelian
Januari 2005 Rp
1.200.000
Barang
tersedia untuk dijual Rp
1.300.000
Penjualan Rp
900.000
Laba
Kotor (20% x Rp 900.000) Rp
180.000
Harga
pokok barang yang dijual Rp 720.000
Persediaan akhir Rp 580.000