Pengertian Pemasaran Menurut Assauri
Melalui kegiatan ekonomi, barang dan jasa mengalir
dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan tugas terakhir dari kegiatan
ekonomi dalam memuaskan kebutuhan hidup manusia. Pemasaran memiliki aspek yang
berbeda bagi setiap individu. Itulah sebabnya pemasaran dapat ditelaah dari
berbagai sudut pandang dan kenyataan ataupun fenomena yang ada dalam
masyarakat, terutama yang berhubungan dengan perekonomian.
Assauri (2008 : 5) mengemukakan bahwa: ”Pemasaran
adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan melalui proses pertukaran.”
Berdasarkan pengertian ini,
pembahasan tentang pemasaran dapat lebih jelas dan terbatas dalam pembatasan
yang tegas, terkait dengan kegiatan pemasaran yang berlaku universal.
Dharmmesta dan Handoko (2008 :
4) mengemukakan bahwa: ”Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
Dari definisi di atas,
dapatlah diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih luas dari pada arti
penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan
mengindentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk
yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan
cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan
pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu
sistem.
Chandra (2002 : 1)
mengemukakan bahwa dalam implementasinya, organisasi menggunakan serangkaian
alat pemasaran yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi:
1. Produk (product), terdiri atas variasi produk, kualitas, desain, fitur,
nama merek, kemasan, ukuran, layanan, garansi, dan retur.
2. Harga (price),
terdiri dari harga katalog, diskon, potongan khusus, periode pembayaran, dan
persyaratan kredit.
3. Promosi (promotion), terdiri atas promosi penjualan, periklanan, personal selling, public relations, dan direct marketing.
4. Distribusi (distribution), terdiri dari saluran distribusi, cakupan distribusi,
kelengkapan produk, lokasi, sediaan, fasilitas penyimpanan, dan transportasi.
Sementara itu, filosofi pemasaran mengalami evolusi dari orientasi internal (inward looking) menuju orientasi
eksternal (outward looking).
Orientasi internal tercermin dalam konsep produksi, konsep produk dan konsep
penjualan, sedangkan orientasi eksternal direfleksikan dalam konsep pemasaran
dan konsep pemasaran sosial. Kendati demikian, setiap konsep memiliki keunikan
dan konteks aplikasinya masing-masing.
5. Konsep produksi (production concept)
Berkeyakinan bahwa konsumen
akan menyukai produk-produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah.
Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya menciptakan efisiensi
produksi, biaya rendah, dan distribusi massal. Dengan demikian, fokus utama
konsep ini adalah distribusi dan harga. Konsep ini masih banyak dijumpai di
negara-negara berkembang, seperti Indonesia, apalagi dalam situasi krisis
moneter seperti saat ini.
6. Konsep produk (product concept)
Berpandangan bahwa konsumen
akan menyukai produk-produk yang memberikan kualitas, kinerja atau fitur
inovatif terbaik. Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya penciptaan
produk superior dan penyempurnaan kualitasnya. Jadi, fokus utamanya adalah pada
aspek produk. Konsep ini sering dijumpai dalam pemasaran produk elektronik,
komputer, dan karya seni (seperti film, lukisan, dan novel).
7. Konsep penjualan (selling concept)
Berkeyakinan bahwa konsumen
tidak akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah banyak, jika mereka tidak
diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk. Penganut konsep ini akan
berkonsentrasi pada usaha-usaha promosi dan penjualan yang agresif. Konsep ini
banyak dijumpai pada penjualan usought
godds (seperti asuransi, ensiklopedia, dan batu nisan); pemasaran nirlaba
(seperti penggalangan dana, partai politik, dan universitas), dan situasi overcapacity (penawaran jauh melampaui
permintaan).
8. Konsep pemasaran (marketing concept)
Berpandangan bahwa kunci untuk
mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam
menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar sasarannya
secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing. Konsep ini bertumpu pada empat
pilar utama: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terintegrasi (integrated marketing), dan profitabilitas.
Pasar sasaran adalah pelanggan yang dipilih untuk dilayani dengan program
pemasaran khusus bagi mereka.
Untuk mencapai tujuannya,
setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk menghasilkan produk yang
dapat memberikan kepuasan konsumen, sehingga dalam jangka panjang perusahaan
mendapatkan keuntungan yang diharapkannya. Melalui produk yang dihasilkannya,
perusahaan menciptakan dan membina langganan. Oleh karena itu, keberhasilan
suatu perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari
produk yang dihasilkannya. Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan produk
yang dihasilkannya dalam memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang
ditentukannya. Dengan kata lain, usaha-usaha pemasaran haruslah diarahkan pada
konsumen yang ingin dituju sebagai sasaran pasarnya. Dalam hal ini, maka usaha
pemasaran yang menunjang keberhasilan perusahaan haruslah didasarkan pada
konsep pemasaran yang tepat untuk dapat menentukan strategi pasar yang dituju.
Untuk pembahasan yang lebih terarah, terlebih dahulu perlu dibatasi pengertian
pemasaran. Selanjutnya perlu ditinjau perkembangan pemikiran tentang pemasaran
dan fungsi-fungsi pemasaran serta cakupan ruang lingkup dari manajemen
pemasaran.